Saya memutuskan untuk mengikuti #KampusFiksi 10 Days Writing Challenge yang berlangsung 18-27 Januari 2017, dan tema untuk hari ketujuh adalah ....
[Tulislah tulisan yang dapat membuatmu merasa kuat.]
Halo, aku yang ada di masa depan, yang akan membaca tulisan ini
lima menit kemudian, satu jam kemudian, satu minggu kemudian, atau sepuluh
tahun kemudian.
Aku adalah masa lalumu. Aku adalah masa lalu yang sedang
memberikan pesan kepadamu. Dan aku ingin kamu membacanya dan merenungkannya
baik-baik.
Aku tahu kamu sedang merasa jatuh dan merasa tak ada harapan lagi
untuk ke depannya. Aku tahu kamu ingin rasanya “mundur” dan tidak mau melakukan
apa-apa lagi. Bukankah begitu lebih nyaman? Beristirahat dengan tenang, tidak
usah pusing-pusing menentukan apa yang menjadi pilihanmu di masa depan,
kemudian kamu tidak perlu menyesalkan keputusan yang kamu ambil setelahnya.
Kamu merasa ingin menyudahinya saja.
Aku tahu, kamu tidak pernah menceritakan semua yang ada di
kepalamu kepada siapapun. Hanya aku yang tahu isi kepalamu. Tapi kamu juga
harus tahu, bahwa beban yang ada di pundakmu bisa kamu ringankan sedikit. Kamu
bisa meringankannya perlahan-lahan; berbicaralah pada orang yang kamu percaya.
Aku tahu juga, bahwa setelah membaca tulisan yang di atas, kamu
akan membantah, bahwa kamu tidak punya orang yang kamu percaya lagi.
Ketahuilah, kamu punya orang yang kamu percaya. Kamu hanya merasa
ragu akan dirimu sendiri. Kamu tidak tahu batas kemampuanmu sehingga begitu
mudahnya kamu berkata menyerah.
Aku ingin mengatakan ini kepadamu: kamu sudah melalui apa yang
kamu sebut dengan hari terburukmu, dan kamu berhasil mencapai garis sejauh ini.
Tidak peduli seburuk apa pun harimu, kamu bisa melewatinya, lagi, dan lagi, dan
lagi. Meskipun kamu merasa gagal, pada akhirnya kamu tetap bangkit. Aku benar,
bukan?
Kamu tidak selemah yang kamu pikirkan dan kamu masih punya
kekuatan untuk maju. Masih ada harapan. Masih ada impian dan cita-cita yang
ingin kamu wujudkan. Masih ada banyak hal yang harus kamu lakukan sebelum kamu
meninggalkan dunia ini. Aku yang ada di masa lalumu tidak bisa menebak apa pun
mengenai kamu; begitulah, karena kamu hidup di masa depan. Tapi aku pertaruhkan
seluruh hidupku bahwa kamu, lagi-lagi, berhasil melalui hari terberatmu. Seberat apa pun itu. Seberat apa pun masalahmu. Seberat apa pun kisah hidupmu.
Dan, kamu, jangan jadikan semuanya sebagai bahan untuk merendahkan
diri. Jadikan pembelajaran; dan buatlah sebagai motivasi. Aku tahu kamu bisa,
karena aku pernah menyaksikannya.
Lagi, dan lagi, dan lagi.
Dari: Aku yang membaca ulang tulisan ini dan menjadi ‘kamu’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar