Kamis, 23 Juli 2015

Selalu Ada

“Kenapa kamu selalu ada untuk saya?” Kamu bertanya suatu hari, di bawah cahaya matahari yang menyelip lewat daun-daun pohon yang ada di sebelahmu. Sementara saya bergeming, menyentuh batang pohon yang kekar dengan jari-jari tangan saya. Saya tidak bisa menjawab, tentu saja, karena kamu berada di sana, mata cokelatmu menatap saya penuh-penuh.

Tentu saja, kamu kan tidak pernah mengerti. Saya menarik napas dalam-dalam.

“Alasannya sederhana, kamu tahu itu,” saya menjawab, berharap kamu mengerti maksud saya.

Keping cokelatmu tak mengedip. “… ya, saya tahu.”

Saya menganggukkan kepala. “Kalau begitu saya pergi dulu. Jika ada yang ingin kamu butuhkan, hubungi saya.”

Saat saya melangkahkan kaki, kamu mengucapkan sesuatu yang membuat saya berhenti.


Saya tak menjawab apa pun dan pergi.