Rabu, 11 Februari 2015

Dunia yang Asing

Dunia yang Asing

(What They Called Soulmate)

.

Di antara sejuta ilalang, aku menemukan belahan jiwaku; atau yang biasa mereka katakan, soulmate.

Apa yang bisa kukatakan untuknya? Dia adalah satu-satunya yang mengerti diriku di saat yang lain mencemoohku. Dia adalah satu-satunya yang memahami aku ketika aku melakukan sesuatu yang tak dimengerti oleh orang lain.

Hei, lagi pula ... kenapa dia harus berbeda? Kami saling mengerti satu sama lain, kok.

Kami saling percaya, saling memahami dan mencintai, lalu untuk apa memedulikan kata orang lain?

"Kamu mengerti, 'kan?" kataku letih dan memberikan senyum yang terkulum. Aku melihat ke arah matanya yang sudah tertutup rapat dan aku memeluknya. "Aku masih terus mencintaimu, tahu."

Dia tidak balas memelukku, tapi aku juga tahu perasaannya.

Tentu saja dia sudah tidak bisa memelukku. Dia sudah pergi ke sana, jiwanya melayang di udara, meninggalkan aku di dunia.

Belahan jiwaku yang bisa diajak berlanglang buana di fantasi paling fana; laki-laki yang katanya terus memberiku perhatian di celah waktu sibuknya. Waktu sibuknya di antara memilah-milah kertas dan mengetik di komputer. Waktu sibuknya di antara keluarga dan aku.

Ini adalah untuk dia yang sudah memberikan seluruh hidupnya untukku sampai dia mati. Kamu adalah belahan jiwaku walaupun kamu sudah pergi.

Selamat tinggal, Sayang.

.

Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar